Minggu, Februari 08, 2009

Menyusuri Sejarah Banten



Hamparan laut akan tampak luar biasa indah jika Anda melihatnya dari puncak mercusuar. Hal ini dapat dilakukan ketika Anda melancong ke Pantai Anyer, Desa Cikoneng, Banten. Di kawasan ini berdiri kokoh Mercusuar Cikoneng yang bernilai sejarah. Bangunan bertingkat 17 dengan tinggi hampir 100 meter ini dibangun pada 1885 atau dua tahun setelah Gunung Krakatau meletus.

Belum lama ini tim Melancong Yuk berkesempatan menyinggahi puncak mercusuar. Memang sangat melelahkan menaiki satu per satu anak tangga yang melingkar. Namun, Anda akan merasakan sensasi dan kepuasan batin yang berbeda setibanya di puncak. Sejauh mata memandang terlihat jelas pesona Pantai Anyer. Terlebih, terpaan angin membuat Anda sejenak bisa melupakan kepenatan pikiran. Dari tempat ini Anda juga dapat menyaksikan bentangan jalur Anyer-Panarukan di pesisir pantai Selat Sunda itu.

Satu lagi bangunan bersejarah di Banten adalah Benteng Speelwijk di Kampung Pamarican, dekat Teluk Banten. Sebelum Belanda menduduki Banten, benteng ini milik Kesultanan Banten. Pada 1685 Belanda mendirikan benteng baru di atas reruntuhan benteng itu yang diberi nama Speelwijk. Benteng dilengkapi dengan ruang bawah tanah, gudang mesium dan ruang lainnya. Di sebelah Timur atau bagian luar benteng setinggi lima meter ini terlihat pemakaman warga Belanda.

Berwisata sejarah ke Banten, tak akan lengkap jika belum mengunjungi Istana Kaibon di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Istana yang berarti keibuan ini dibangun sultan terakhir Kesultanan Banten, Sultan Syafiudin, untuk ibunda tercinta, Ratu Aisyah. Gaya bangunan istana ini cukup unik lantaran dikelilingi beberapa saluran air sehingga seolah-olah dibangun di atas air. Di dalam istana terdapat sebuah ruangan besar untuk salat berjamaah yang menandakan budaya Banten tak lepas dari corak Islam.

Peninggalan lain Kesultanan Banten yang bercirikan Islam adalah Masjid Agung Banten Lama yang didirikan Sultan Maulana Yusuf pada 1566. Bangunan ini masih dipengaruhi arsitektur Belanda Kuno rancangan Hendrick Lucas Cardeel, seorang arsitek Belanda beragama Islam dan diberi gelar Pangeran Wiraguna oleh Maulana Yusuf. Di kompleks masjid terdapat sebuah kolam yang menandakan ajakan kepada setiap pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan.

Banten juga kaya dengan pembauran budaya. Perpaduan ini tampak dalam sejarah berdirinya Wihara Avalokitesvara yang dibangun pada abad ke-16. Konon, wihara yang hingga kini dibuka untuk umum itu berawal dari kedatangan rombonghan putri Tiongkok. Sang putri yang awalnya hendak ke Surabaya menyempatkan diri ke Banten. Ia pun meminta izin kepada seorang Sultan Banten yang beragama Islam untuk melewati wilayahnya. Dalam suatu pertemuan, sang putri rupanya jatuh hati kepada sultan tersebut hingga akhirnya mereka menikah.

Puas mengunjungi bangunan bersejarah, kini saatnya mencicipi makanan khas Banten. Di sepanjang Jalan Tirtayasa, Cilegon, terdapat warung yang menawarkan Sate Bebek Cibeber. Sementara untuk oleh-oleh khas Banten, Anda dapat mampir ke Pasar Induk Banten di Kota Serang atau masyarakat setempat menyebutnya Pasar Rau. Di kawasan ini ada satu toko yang menjual berbagai camilan khas Banten yang layak dijadikan oleh-oleh. Beberapa di antaranya adalah asem ranji serta emping melinjo.
Sumber : Melancong yuk !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar